Mahasiswa STKIP Bima, Nilam Metro NTB - KOTA BIMA - Tanggal 15-07-2021 |
Seorang mahasiswa, Nilam menyatakan, sikap otoriter seorang dosen yang tidak profesional sebagai seorang Ketua Prodi dinilai tidak memberikan contoh yang baik terhadap mahasiswa bimbingannya.
"Dosen pembimbing Skripsi tak seharusnya otoriter dan Kaprodi tentu harus lebih profesional dan paham tentang tanggung jawabnya dalam menyikapi mahasiswa, seharusnya bersikap dewasa dan profesional. Kaprodi seharusnya memperhatikan hal demikian sebagai bahan evaluasi diri," ungkapnya Kami (15/7/2021).
Kata Nilam, selama mahasiswa melakukan konsultasi masalah Skripsi, oknum Dosen tersebut sering tidak masuk pas jam ditentukan oleh kampus. Bahkan, kata dia, oknum dosen tersebut tidak menjalankan tugasnya sebagai dosen pembimbing.
"Selama bimbingan 3 pekan beliau kadang datang jam setengah 11, dan jam 11. Bahkan hampir masuk setengah 12," ungkapnya.
Baca Juga: Prasasti RTP Taman Kodo Belum Ditandatangani Walikota Bima, LEAD Tuding Tidak Jelas !!!
Menurutnya, penekanan Dosen pembimbing tersebut sudah diluar dari tugas seorang dosen. Bahkan setiap mahasiswa yang melakukan konsultasi, tetap ditekan untuk mengirim fail skripsi melalui email. Namun, kata dia bahasa yang dikeluarkan oleh oknum dosen tersebut tidak mencerminkan seorang dosen pembimbing yang baik
"Ya, dia tidak menyuruh saya untuk mengambilnya dan menekan untuk kirim di email beserta BAB II yang ia janjikan untuk direvisi kemudian menghina saya lebih pandai dari anak SD dan Saya harus merasa diri sedang chat dengan siapa. Padahal saya tanya baik- baik," kesalnya.
Nilam tegaskan, kritikan mahasiswa terhadap oknum ketua prodi itu sudah sering dilakukan. Tidak terima atas tindakan dosen tersebut, ia minta Ketua STKIP Bima untuk ganti ketua Prodi yang arogan itu.
"Saya tidak terima ketika beliau mau mengganti pembimbing satu karena masalah yang saya anggap tidak sampai buat gonta ganti pembimbing, turunkan jabatan Kaprodi Putri Ayu Mutmainnah dan Adili Dosen Otoriter Sry Agustina. Karena di anggap tidak dewasa dan profesional. Diduga ada unsur kebencian dosen terhadap Mahasiswa," tegasnya.
Hingga berita ini dipublikasikan Ketua Prodi maupun oknum dosen masih diupayakan konfirmasi. (RED)