Sastra Jembatan Literasi Dan Budaya Di Era Modern Indonesia - MetroNTB.net

Sastra Jembatan Literasi Dan Budaya Di Era Modern Indonesia

Penulis : SRI SANALIATI

Metrontb.net - Malang -  SRI SANALIATI Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Jawa Timur, mengajak masyarakat Indonesia untuk belajar tentang Sastra di era modern sekarang ini, karena sastra adalah bagian penting dari kebudayaan manusia yang tidak hanya berupa kumpulan kata-kata indah, tetapi juga merupakan cerminan emosi, realitas sosial, dan budaya. Di Indonesia, sastra telah memainkan peran penting dalam memperkaya dan mendukung literasi. Literasi yang dimaksud bukan sekadar kemampuan membaca dan menulis, tetapi lebih dari itu, yaitu kemampuan memahami konteks, emosi, dan pesan yang ada di balik karya-karya sastra. Selasa 14/10/2024

Karya sastra seperti puisi, novel, dan drama membawa pembaca ke dalam pengalaman baru, membuka wawasan, dan merangsang pemikiran kritis. Ini penting di Indonesia, di mana tingkat literasi masih menjadi tantangan. Melalui pembacaan karya sastra, pembaca dihadapkan pada beragam perspektif, konflik, dan identitas yang berbeda, membantu mengembangkan empati serta keterampilan berpikir kritis yang sangat dibutuhkan dalam masyarakat modern.

Sastra mencerminkan kondisi sosial-budaya dan psikologi masyarakat. Dalam sejarah sastra Indonesia, kita melihat bagaimana karya-karya besar dari tokoh seperti Pramoedya Ananta Toer, Chairil Anwar, dan W.S. Rendra telah menyuarakan kondisi politik, sosial, dan budaya Indonesia. Melalui karya-karya mereka, kita tidak hanya menikmati keindahan bahasa tetapi juga diajak untuk merenungi makna kehidupan, keadilan, dan kemanusiaan.

Dalam hal ini, pendidikan sastra memiliki potensi untuk berfungsi sebagai alat penting dalam meningkatkan literasi. Sastra mengajarkan lebih dari sekadar kosa kata dan struktur kalimat, ia juga memperkenalkan kita pada gagasan besar, konsep moral, dan filosofi yang membantu pembaca mengembangkan kepekaan intelektual dan emosional. Pengalaman membaca sastra membantu kita memahami bagaimana orang berpikir, merasakan, dan bereaksi dalam situasi tertentu, sehingga memperkaya pemahaman kita tentang dunia dan sesama.


Di era modern ini, di mana teknologi semakin berkembang, akses terhadap karya sastra menjadi lebih mudah dan luas. Internet memungkinkan siapa saja di Indonesia untuk mengakses berbagai jenis literatur dari seluruh dunia. Ini membuka peluang besar untuk meningkatkan literasi di kalangan masyarakat, terutama generasi muda. Dengan adanya platform online, kursus literatur, dan forum diskusi sastra yang tersedia secara daring, siapapun dapat mempelajari sastra kapan saja dan di mana saja. Teknologi telah menjembatani batasan geografis dan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk terus belajar.

Namun, meski akses terhadap sastra semakin mudah, tantangan dalam meningkatkan literasi masih ada. Salah satu tantangan utama adalah bagaimana masyarakat, terutama anak-anak dan remaja, bisa tertarik dan terpikat dengan sastra. Literasi sastra memerlukan pendekatan yang kreatif dan interaktif agar tidak hanya menjadi aktivitas membaca pasif, tetapi juga menjadi aktivitas yang membangkitkan minat serta rasa ingin tahu. Pemerintah, sekolah, dan lembaga pendidikan di Indonesia memiliki peran penting untuk memastikan bahwa pendidikan literasi berbasis sastra tidak hanya diajarkan, tetapi juga dipraktikkan dalam bentuk yang menarik bagi siswa.

Salah satu cara untuk meningkatkan minat terhadap sastra di kalangan masyarakat adalah dengan mengintegrasikan sastra ke dalam kegiatan sehari-hari. Membaca puisi atau novel di perpustakaan, mengikuti diskusi sastra di kafe, atau bahkan menonton pertunjukan teater bisa menjadi cara yang menarik untuk lebih mendalami dunia sastra. Dengan melibatkan masyarakat dalam berbagai kegiatan yang berbasis sastra, literasi tidak hanya menjadi tanggung jawab sekolah, tetapi juga menjadi bagian dari budaya hidup sehari-hari.

Selain itu, sastra juga dapat membantu meningkatkan pemahaman terhadap budaya. Melalui karya-karya sastra, kita dapat memahami lebih dalam tentang tradisi, adat, dan nilai-nilai yang ada di masyarakat. Sastra berperan sebagai cerminan budaya, di mana berbagai aspek kehidupan sosial dan moral diceritakan melalui kisah-kisah yang sering kali bersifat universal. Dengan membaca karya sastra dari berbagai negara, pembaca juga dapat memahami perspektif global, membuka wawasan tentang kebudayaan asing, dan mengembangkan kemampuan berpikir lintas budaya.

Ini menjadi semakin relevan di era globalisasi, di mana pemahaman lintas budaya menjadi penting. Sastra menjadi jembatan yang menghubungkan kita dengan budaya lain, membantu kita memahami keragaman yang ada di dunia. Literasi berbasis sastra juga membuka peluang untuk belajar dan bekerja di luar negeri, karena pemahaman terhadap bahasa dan budaya melalui karya sastra dapat menjadi bekal penting dalam menjalani kehidupan internasional.

Di Indonesia, peran sastra dalam mendukung literasi harus terus dikembangkan dan didukung oleh berbagai pihak, termasuk pemerintah, sekolah, komunitas, dan keluarga. Penting untuk menjadikan sastra sebagai bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan dan kehidupan sehari-hari. Dengan mengembangkan literasi melalui sastra, masyarakat Indonesia akan menjadi lebih kritis, empatik, dan memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap diri mereka sendiri, sesama, dan dunia di sekitar mereka.

Sastra adalah jendela bagi pembaca untuk melihat dunia yang lebih luas dan lebih kaya. Ia bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga alat pembelajaran dan refleksi diri. Oleh karena itu, di tengah tantangan literasi di Indonesia, sastra harus terus didorong sebagai pilar penting dalam meningkatkan kemampuan literasi dan pemahaman budaya, sehingga Indonesia dapat melahirkan generasi yang lebih melek literasi, kritis, dan siap menghadapi dunia global. 01

Penulis Adalah Mahasiswi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Muhammadiyah Malang Jawa Timur "Sri Sanaliati" 

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda